Senin, 14 Maret 2011

Makalah Fosilisasi

Abstrak
Dewasa ini, Salah satu persepsi masyarakat luas mengenai pengertian sebuah fosil dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah barang-barang kuno ataupun purbakala. Benak masyarakat luas, lebih mudah mengkaitkan pengertian fosil dengan sesuatu yang antik dan berkonteks masa lalu. Sebagian dari persepsi tersebut benar, akan tetapi sesungguhnya sebuah fosil mempunyai pengertian yang lebih luas dan lebih spesifik. Oleh karena itu, persepsi masyarakat tentang fosil di atas baru merupakan pengertian awal –sebagian dari keseluruhan pengertian- yang dilengkapi dengan pengertian-pengertian yang lebih sempurna. Dalam konteks tersebut, perlu diberikan beberapa pemahaman mengenai fosil dan seluk beluknya, sehingga dapat dihindari persepsi masyarakat tentang fosil yang kurang pas.
Tapi menurut sebagian orang fosil itu dihasilkan oleh pembekuan lahar yang menjadi batu (lahar yang menimpa hewan atau mahluk purba tersebut) ketika terjadi letusan gunung berapi yang mengakibatkan kehancuran bumi. Sebenarnnya ada benarnya juga karena bagaimanapun kuatnya suatu bangkai pasti akan mengalami pembusukan apabila sudah berumur ribuan tahun.










BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman dahulu kala, dinosaurus dan fosil lainnya dapat terbentuk dengan cara yang berbeda seperti dikemukakan dalam buku-buku tentang evolusi. Fosilisasi pada binatang hampir tidak pernah terjadi kecuali mereka dikubur dengan cepat serta dalam, sebelum binatang atau burung pemakan bangkai, bakteri dan erosi membuat mereka menjadi debu. Kondisi seperti ini sangat tidak biasa. Dalam banyak kejadian, keberadaan fosil baik dalam tipe maupun jumlah menunjukkan dengan jelas kondisi bencana saat penguburan atau pengawetannya. Dinosaurus besar, kelompok ikan besar dan banyak aneka binatang ditemukan dalam endapan lumpur yang banyak dan mengeras menjadi batu. Hampir semua fosil ditemukan dalam endapan yang berair.
Fosil adalah bukti-bukti yang didapatkan dari kehidupan pra- sejarah. Batasan masa pra-sejarah lebih dari enam juta tahun yang lalu. Menurut definisi tersebut, maka yang dimaksud dengan fosil adalah meliputi segala macam bukti, baik yang bersifat langsung maupun tak langsung. Contoh bukti langsung dari kehidupan prasejarah adalah tulang dinosaurus, sedangkan bukti tak langsung adalah jejak tapak kaki bewail yang terawetkan dalam lumpur, dan koprolit (material faeces).
Catatan : fosil tidak memberikan bukti yang mendukung Evolusi. "Keberadaan fosil membuat malu teori Evolusi dan mendukung konsep Penciptaan."
( Dr. Gary Parker, PhD., ahli biologi/paleontologi yang sebelumnya pendukung Evolusi ).

Fossilization :
Semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau tumbuhan dalam sedimen, yang terakumulasi & mengalami pengawetan seluruh maupun sebagian tubuhnya serta pada jejak-jejaknya
.

B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dapat diangkat antara lain :
• Fosilisasi
• Proses pembentukan fosil
• Fosil dan kaitannya dengan stratigrafi dan skala waktu geologi
• Macam batuan atau matriks yang mengandung fosil
• Dimana fosil ditemukan
• Pemanfaatan Fosil bagi ilmu pengetahuan

C. Tujuan Penulisan
Analisis Penulis berdasarkan referensi data-data yang saya dapat dari berbagai narasumber dan mempunyai tujuan antara lain :
• Memahami dan mengetahui makna dari fosilisasi
• Memahami dan mengetahui makna fosil sebagai fenomena prasejarah
• Mengetahui dan memahami dari pengertian dari fosil itu sendiri
• Memahami makna nilai-nilai sejarah fosil sebagai tolak ukur








BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fosil
Fosil adalah Jejak sisa kehidupan baik langsung atau tidak langsung dan terawetkan dalam lapisan kulit bumi, terjadi secara alami dan mempunyai umur geologi ( > 500.000 tahun ).
Dilihat dari asal kata Fosil :
Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil :
• Fosil batu biasa : fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia
• Fosil hidup : Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada
Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.
B. Proses pembentukan fosil

 Organik dari makhluk hidup
 Diendapkan dalam suatu lingkungan pengendapan fosilisasi (endapan volkanik atau satuan karst)
 Waktu yang diperlukan untuk fosilisasi

Perlakuan terhadap temuan fosil adalah pengeringan dengan cara diangin-anginkan tanpa kena sinar matahari langsung, pembersihan, rekonstruksi dan identifikasi.
Manfaat fosil bagi ilmu pengetahuan adalah untuk merekonstruksi proses evolusi fisik manusia, evolusi faunal dan lingkungan purba serta lansekap vegetasi.

C. Keterdapatan Fosil

 Batuan Beku : pada batuan beku tidak akan dijumpai Fosil karena batuan beku terbentuk dari hasil pembekuan magma sehingga tidak mungkin terdapat fosil.
 Batuan Sedimen : Batuan sedimen sangat baik untuk pengendapan organisme, sehingga akan banyak terkandung Fosil di dalam batuan sedimen tersebut.
 Batuan Metamorf : Pada batuan metamorf masih mungkin untuk dijumpai namun sedikit sekali dan umumnya Fosil tersebut telah hancur bahkan telah hilang oleh proses metamorfisme.
Persyaratan terbentuknya fosil : adanya badan air, adanya sumber sedimen anorganik dalam bentuk partikel atau senyawa terlarut, adanya bahan tumbuhan atau hewan (yang akan menjadi fosil).
Kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk terjadinya proses fosilisasi adalah yang tempat dimana proses dekomposisi berjalan sangat lambat dan biasanya merupakan lingkungan anaerob. Suatu contoh tempat yang mendukung terjadinya proses fosilisasi adalah delta sungai, dasar danau, atau danau tapal kuda (oxbow lake) yang terjadi dari putusnya suatu meander.
Macam batuan atau matriks yang mengandung fosil adalah Batuan sedimen, Diatomit : batuan yang terbentuk dari dinding sel Diatomae, Amber : resin tumbuhan yang telah mengalami perubahan kimiawi selama proses fosilisasi.

D. Fosil dan kaitannya dengan stratigrafi dan Skala Waktu Geologi

• Penentuan umur fosil
• Skala waktu geologi (Paleozoic, Mesozoic, Cenozoic beserta masing-masing epoh di dalamnya), dan tumbuhan yang hidup pada tiap masa.
• Fosil indeks (makrofosil dan mikrofosil)


Sebuah Fosil Katak
Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Sisa-sisa organisme.
 Terawetkan secara alamiah.
 Pada umumnya padat/kompak/keras.
 Berumur lebih dari 11.000 tahun.













BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Fosilisasi
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:
 Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
 Mengalami pengawetan
 Terbebas dari bakteri pembusuk
 Terjadi secara alamiah
 Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
 Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu

 Fosil Hidup
Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.
 Dimana Fosil Ditemukan…?
Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan sedimen yang permukaannya terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil.
 Bagaimana Fosil Terbentuk…?
Fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.
 Pemanfaatan Fosil
Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil. Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.

B. Saran












KATA PENGHANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjadikan bumi beserta isinya dengan begitu sempurna dan atas limpahan rahmat, taufiq serta hidayah – Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan dengan mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “ Fosilisasi ” untuk memenuhi tugas mata kuliah Paleontologi.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat Penulis kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Akhir kata, Penulis sampaikan bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta saran sangat Penulis harapkan dari pembaca sekalian yang bersifat membangun, agar demi lebih baiknya kinerja saya yang akan mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.








Bandung, 22 Oktober 2009


Penyusun


DAFTAR PUSTAKA

 http://en.wikipedia.org/wiki/fosilisasi
 http://id.w3dictionary.org/index.php?q=fosilisasi">Dictionary [fosilisasi]
 Fisher, AG., Lalicher, CG., Moor, RC., 1952, Invertebrate Fossils, Mc. Graw Hill Book Co, London
 Shork, R.R., & Twenhoefel, W.H., 1952, “Principles of Invertebrata Paleontology”, Tosho Printing Company, Ltd, Tokyo
 Skinner, B.J., 1981, “Paleontology and Paleoenvironments”, William Kaufman Inc, Los Altos, California

Tidak ada komentar:

Posting Komentar