Senin, 14 Maret 2011

Makalah Geologi Struktur

8.1 Pengertian Geologi Stuktur
Geologi stuktur adalah ilmu yang mempelajari geometri (struktur) pada batuan serta berbagai mekanisme (gaya-gaya) yang menyebabkan terbentuknya geometri-geometri tersebut. Struktur-struktur geologi yang ada di muka bumi ini umumnya sesuai dengan sifat pergerakan tektonik lempeng yang ada di daerah tersebut. Struktur geologi sendiri dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: lipatan, sesar dan kekar.

8.2 Lipatan
8.2.1 Pengertian
Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain:
1. Hill (1953).
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak luurs terhadap bidang permukaan lapisan.
2. Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.
3. Hob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang lapisan(gambar 8.1), sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan (gambar 8.1). Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan oleh akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.
4. Park (1980)
Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

8.2.2 Unsur-unsur Lipatan
1. Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertical.
2. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin
3. Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin.
4. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari
lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau Updip ( sayap yang
dimulai dari lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin ). Sayap lipatan
dapat berupa bidang datar ( planar), melengkung curve, atau bergelombang wave ).
5. Hinge Point, mtitik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan.
6. Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang
sama.
7. Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.
8. Axial Line, garis khayal menghubungan titik-titik dari lengkungan maksimum
pada tiap permukan lapisan dari suatu struktur lapisan.
9. Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap
sayap lipatannya.

8.2.3 Geometri
Secara umum lipatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Antiklin, yaitu lipatan yang cembung ke atas
2. Sinklin, yaitu lipatan yang cekung ke bawah

8.2.4 Klasifikasi
Beberapa klasifikasi lipatan antara lain:
1. Hubungan antara hinge line dan axial surface (fleuty, 1964)
2. Bentuk lipatan, yang meliputi:
3. Fold tightness (fleuty,1964)
4. Kesimetrisan lipatan
5. Bentuk keseluruhan (Huddlestone, 1973)
6. Perubahan ketebalan (Van Hisse, 1986)

8.2.5 Deskripsi
Beberapa hal yang dapat di deskripsikan untuk lipatan antara lain:
1. Strike/dip perlapisan batuan dan tentukan apakah lipatan tersebut telah mengalami pembalikan atau belum.
2. Unsur-unsur lipatan lainnya (melalui stereonet).
3. Stuktur-struktur lain yang menyertai lipatan tersebut.
4. Geometri lipatan tersebut.

Dari hal-hal tersebut maka kita dapat menentukan:
1. Jenis lipatan
2. Arah sumbu lipatan.
3. Mekanisme yang menyebabkan lapisan tersebut.
4. Arah tegasan.

8.3 Kekar
8.3.1 Definisi
Kekar (joint) adalah strukturb rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relative sedikit sekali terjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum pada batuan. Joint set adalah kumpulan kekar pada satu tempat yang memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan Joint set lainnya.

8.3.2 Geometri dan Klasifikasi
Secara genetik, kekar terbagi atas:
1. Kekar Genus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan yang cenderung mengelincir bidang satu sama lainnya yang berdekatan (Gambar 8.6).
Ciri-ciri:
 Biasanya bidangnya licin.
 Memotong seluruh batuan
 Memotong komponen batuan
 Bidang rekahnya relative kecil.
 Adanya joint set berpola belah ketupat
2. Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara menariknya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi (Gambar 8.7)
Ciri-ciri dilapangan:
 Bidang kekar tidak rata.
 Bidang rekahnya relative lebih besar.
 Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak.
 Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yang kemudian disebut vein.
3. Kekar Hibrid (Hybrid Joint), yaitu merupakan campuran dari kekar gerus dan kekar tarikan dan pada umunya rekahannya terisi oleh mineral sekunder.
8.3.3 Deskripsi
Data yang harus kita tentukan jika kita menemukan kekar adalah:
 Lihat bagaimana geometri kekarnya.
 Tentukan jenis kekarnya.
 Hitung strike/dip bidang kekarnya.
 Tentukan vein (mineral yang mengisi bidang kekar) jika ada.
Dari data-data tersebut maka kita dapat menentukan:
 Bagaimana pembentukan kekar tersebut
 Kemungkinan adanya hubungan antara kekar dengan struktur lainnya.
 Arah dan sifat tegasan yang membentuk kekar terebut.





8.4 Sesar
8.4.1 Definisi
Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran yang berarti. Suatu sesar jarang yang terdapat soliter (satu bidang), tetapi pada umumnya berupa satu zona sesar yang didalamnya terdiri dari banyak sesar-sesar minor.

8.4.2 Klasifikasi
Berdasarkan arah pergeserannya sesar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Strike Slip Fault, sesar yang pergerakannya searah dengan strike bidang sesar (pitc 00 - 100). Sesar ini juga disebut sebagai sesar mendatar. Sesar mendatar terbagi lagi atas:

1. Sesar mendatar dextral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kanannya lebih mendekati pengamat (Gambar 8.8)
2. Sesar mendatar sinistral, yaitu sesar mendatar yang blok batuan kirinya lebih mendekati pengamat (Gambar 8.9).
b. Dip Slip Fault, sesar yang pergerakannya tegak lurus dengan strike bidang sesar dan berada pada dip bidang sesar. Sesar jenis ini dicirikan oleh nilai pitch sekitar 800-900. Dip Slip Fault terbagi lagi atas :
1. Sesar Normal, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative kebawah terhadap footwall (Gambar 8.10).
2. Sesar Naik, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative keatas terhadap footwall (Gambar 8.11).
c. Strike-Dip Slip Fault atau (Oblique Fault), yaitu sesar yang pergerakannya relative diagonal terhadap srike dan dip bidang sesar. (Pitch 100-800). Strike-dip slip fault terbagi lagi atas kombinasi-kombinasi strike slip fault dan dip slip fault, yaitu:
1. Sesar Normal Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging Wallnya relative kebawah terhadap foot-wall dan blok di sebelah kiri bidang sesar relative mendekati pengamat.
2. Sesar Normal Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative kebawah terhadap foot-wall dan blok disebelah kanan bidang sesar relative mendekati pengamat.
3. Sesar Naik Sinistral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative keatas terhadap Foot-Wall dan blok di sebelah kiri bidang sesar relative mendekati pengamat.
4. Sesar Naik Dextral, yaitu sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relative keatas terhadap dan Foot-Wall dan blok di sebelah kanan bidang sesar relative mendekati pengamat.

8.4.3 Indikasi Sesar
1. Adanya pola-pola kelurusan..
Suatu sesar akn mengakibatkan terbentuknya pola-pola kelurusan, seperti kelurusan
sungai.
2. Triangular Facet.
Erosi pada gawir umunya akan membentuk triangular facet.
3. Keberadaan mata air panas.
Sesar-sesar yang dalam dapat mengakibatkan magma memanaskan aquifer air.
4. keberadaan zona hancuran.
Proses penggerusan pada skala besar yang diakibatkan oleh sesar akan menyebabkan
perubahan orientasi dan kemiringan batuan yang disebut sebagai zona hancuran.
5. Keberadaan kekar.
Suatu sesar dapat membentuk rekahan-rekahan lain yang lebih kecil (kekar).
6. Keberadaan lipatan seret (Dragfold).
Lipatan yang diakibatkan penggerusan pada batuan.
7. Keberadaan bidang gores garis (slicken Side)dan Slicken Line.
Pergeseran batuan yang terjadi pada batuan akan membentuk bidang sesar (slicken
side) yang didalamnya terdapat slicken line.



8. Adanya tatanan Stratigrafi yang tidak teratur.
Sesar akan mengakibatkan penghilangan atau perulangan urut-urutan batuan.
9. Keberadaan air terjun.
Terjadi pada air yang mengalir pada sesar dip slip.
10. Batuan sesar (fault rock).
Contohnya : Breksi sesar dan milonit.
11. Intusi batuan beku
Sesar akan membentuk zona lemah yang kemudian dapat diterobos oleh intrusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar